~~API MA'RIFATULLAH~~

بسم الله الرحمن الرحيم

~~ RAHSIANYA MENGENAL ZAT ALLAH DAN ZAT RASULULLAH ~~
Ada pun makrifat itu rahsianya ialah mengenal Zat Allah dan Zat Rasulullah,oleh kerana itulah makrifat dimulakan:-
1. Makrifat diri yang zahir.
2. Makrifat diri yang bathin.
3. Makrifat Tuhan.
APA GUNA MAKRIFAT?
Ada pun guna makrifat kerana mencari HAKIKAT iaitu mengenal yang Qadim dan mengenal yang baharu sebagaimana kata:
"AWALUDDIN MAKRIFATULLAH"
Artinya: Awal agama mengenal Allah.
Maksudnya mengenal yang mana Qadim dan yang mana baharu serta dapat mengenal yang Qadim dan yang baharu,
maka dapatlah membedakan diantara Tuhan dengan hamba.
BAITULLAH KALBU MUKMININ
Sesungguhnya hati ini sewaktu bayi sehingga aqil baliq diibaratkan bunga 
yang sedang menguntum,tidak ada seekor ulat atau kumbang yang dapat menjelajahnya !

apabila dewasa (aqil baliq) maka hati itu ibaratkan bunga yang sedang mengembang,maka masuklah ulat dan kumbang menjelajah bunga itu !
Sesungguhnya amalan makrifat dan zikir yang dibaiah itu adalah untuk membersihkan hati agar dapat menguntum semula seperti hati kanak-kanak yang suci-bersih !
Hati ini juga seperti satu bekas menyimpan gula yang tertutup rapat dan dijaga dengan baik! sekiranya tutup itu tidak jaga dengan baik atau tutupnya sudah rosak,maka masuklah semut hitam yang sememangnya gula itu makanannya!
~~PEPERANGAN
Peperangan yang lebih besar dari perang UHUD, KHANDAK dan lain-lain peperangan ialah
"Peperangan dalam diri sendiri (Hati)",
setiap saat denyut jantung ku ini, aku akan terus berperang.
Sesungguhnya iblis itu menanti saat dan ketika untuk merusakkan anak Adam !
Sekiranya aku tidak ada bersenjata (zikir), nescaya aku pasti kecundang!Keluar masuk nafas anak Adam adalah zikir! 6,666 sehari semalam
nafas keluar dan masuk, sekiranya anak Adam tidak bersenjata, pasti ia kecundang !
~~ ASAL USUL MAKRIFAT
Rasulullah SAW mengajar kepada sahabatnya Saidina Ali Karamullah.Saidina Ali Karamullah mengajar kepada Imam Abu Hassan Basri.Imam Abu Hassan Basri mengajar kepada Habib An Najmi.
Habib An Najmi mengajar kepada Daud Attaie.Daud Attaie mengajar kepada Maaruf Al Karhi.Maaruf Al Karhi mengajar kepada Sirris Sakatari.
Sirris Sakatari mengajar kepada Daud Assakatar.Daud Assakatar mengajar kepada Al Junidi. Maka Al Junidi yang terkenal sebagai pengasas MAKRIFAT.
Maka pancaran makrifat itu dari empat sumber iaitu:
1. Pancaran daripada sumber SULUK yang dinamakan
Makrifat Musyahadah.

2. Pancaran daripada sumber KHALWAT yang dinamakan
Makrifat Insaniah.

3. Pancaran daripada Inayah yang dinamakan ROHANI.
4. Pancaran daripada Pertapaan yang dinamakan JIRIM.
Maka dari sumber amalan itulah terbit makrifat yang tinggi dan mempunyai rahsia yang sulit.


~~ API MA'RIFATULLAH ~~

Dengan berlindung kepada Allah Swt,
Pencetusan Api Ma’rifattullah dalam kalimah “ALLAH” saya awali.
Syahdan, nama Allah itu tidak akan pernah dapat dihilangkan,
sebab nama Allah itu akan menjadikan Zikir bagi para Malaikat, Zikir para burung,
Zikir para binatang melata, Zikir tumbuh-tumbuhan dan Zikir dari Nasar
yang 4 (tanah, air, angin dan api) serta zikir segala makhluk yang ada
pada 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, juga zikir makhluk yang berdiam diantara
langit dan bumi.
(Al-Qur’an, Surah At-thalaq, ayat 1).
Adapun zikir para makhluk Allah yang kami sebutkan tadi tidaklah sama logatnya,
dan tidak sama pula bunyi dan bacaannya.
Tidak sedikit para akhli Sufi dan para wali-wali Allah yang telah mendengar akan bunyi zikir para makhluk itu, sungguh sangat beraneka ragam bunyinya.
Dalam Kitab Taurat, nama Zat yang maha Esa itu ada 300 banyaknya yang ditulis menurut bahasa Taurat,
dalam Kitab Zabur juga ada 300 banyaknya nama Zat yang maha esa itu yang ditulis dengan bahasa Zabur.
Dalam Kitab Injil juga ada 300 banyaknya nama Zat yang Esa itu yang ditulis dengan bahasa Injil,
dan dalam Kitab Al-Qur’an juga ada 99 nama Zat yang esa itu ditulis dalam bahasa Arab.
Jika kita berhitung maka dari keempat kitab itu yang ditulis berdasarkan versinya, maka akan ada 999 nama bagi zat yang maha esa itu,
dari jumlah tersebut maka yang 998 nama itu, adalah nama dari Sifat Zat yang maha Esa, sedangkan nama dari pada Zat yang maha esa itu hanya satu saja,
yaitu “ ALLAH ”.
Diterangkan didalam Kitab Fathurrahman, berbahasa Arab, yaitu pada halaman 523. disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis didalam Al-Qur’an sebanyak 2.696 tempat.
Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil mengapa begitu banyak nama Allah, Zat yang maha Esa itu bagi kita…?
Allah, Zat yang maha esa, berpesan :
“ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaku “
Maksudnya : Allah itu namaku dan Zatku, dan tidak akan pernah bercerai,
Namaku dan Zatku itu satu.
Allah Swt juga telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya,
kemudian ditambah 4 kitab lagi sehingga jumlah keseluruhan kitab yang telah diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu rahasianya
terhimpun didalam Al-Qur’annul karim, dan rahasia Al-Qur’annul karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLAH”.
Begitu pula dengan kalimah La Ilaha Ilallah,
jika ditulis dalam bahasa arab ada 12 huruf, dan jika digugurkan 8 huruf pada awal kalimah La Ilaha Ilallah, maka akan tertinggal 4 huruf saja,
yaitu Allah.
Ma’na kalimah ALLAH itu adalah sebuah nama saja,
sekalipun digugurkan satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung ma’na dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia
penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah diciptakan oleh Allah Swt dalam bentuk yang paling sempurna.
ALLAH jika diarabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha.
Seandai kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu atau huruf demi hurufnya.
1• Gugurkan huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (ا ),
maka akan tersisa 3 huruf saja dan bunyinya tidak Allah lagi tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi Allah, dari Allah, kepada Allahlah kembalinya segala makhluk.
2• Gugurkan huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (ل ),
maka akan tersisa 2 huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi tetapi akan berbunyi Lahu.
Lahu Mafissamawati wal Ardi,
artinya Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.
3• Gugurkan huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ل),
maka akan tersisa 1 huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi tetapi Hu,
Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah yang hidup dan berdiri sendirinya.
Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya Zat, misalnya :
Qul Huwallahu Ahad., artinya Zat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Allah. Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya Zat.
Bagi sufi, napas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi amal bathin,
yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLAH,
kebawah tiada berbatas dan keatas tiada terhingga.
Perhatikan beberapa pengguguran – pengguguran dibawah ini :
Ketahui pula olehmu, jika pada kalimah ALLAH itu kita gugurkan Lam (ل ) pertama dan Lam (ل ) keduanya,
maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang akhir (dipangkal dan diakhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca AH).
Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak dibaca lagi dengan nafas keatas atau kebawah tetapi hanya dibaca dengan titik.
Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri 2 huruf,
artinya dalam bahasa disebutkan INTAHA (Kesudahan dan keakhiran),
seandai saja kita berjalan mencari Allah tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada kesudahannya,
akan tetapi kalau sudah sampai lafald Zikir AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada akhlinya)
Selanjutnya gugurkan Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan gugurkan huruf akhirnya,
yaitu huruf HA, maka akan tersisa 2 buah huruf ditengahnya yaitu huruf LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafiah).
Qaidah para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada Tuhan), ILLA (Ada Tuhan),
Nafi mengandung Isbat, Isbat mengandung Nafi tiada bercerai atau terpisah Nafi dan Isbat itu.
Selanjutnya gugurkan huruf LAM kedua dan huruf HU,
maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama,
kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam La’tif dan kedua huruf itu menunjukkan Zat Allah,
maksudnya Ma’rifat yang sema’rifatnya dalam artian yang mendalam,
bahwa kalimah Allah bukan NAKIRAH, kalimah Allah adalah Ma’rifat,
yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah ALLAH.
Gugurkan tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU
maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal,
yaitu huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).
Berilah tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas,
Bawah dan depan, maka akan berbunyi : A.I.U dan setiap berbunyi A maka dipahamhan Ada Zat Allah,
begitu pula dengan bunyi I dan U, dipahamkan Ada Zat Allah dan jika semua bunyi itu (A.I.U) dipahamkan Ada Zat Allah,
berarti segala bunyi/suara didalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya dari alam Nasar yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang datangnya
dan keluar dari mulut makhluk Ada Zat Allah.
Penegasannya bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLAH,
nama dari Zat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada 28 huruf.
Dengan demikian maka jika kita melihat huruf Alif maka seakan-akan kita telah melihat 28 huruf yang ada.
Lihat dan perhatikan sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.
Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah.
Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu maka yang ada hanya satu saja yaitu :
satu Zat dan dari Zat itulah datangnya Alam beserta isinya.
Al-Qur’an yang jumlah ayatnya 6666 ayat akan terhimpun kedalam Suratul Fatekha,
dan Suratul Fatekha itu akan terhimpun pada Basmallah,
dan Basmallah itupun akan terhimpun pada huruf BA,
dan huruf BA akan terhimpun pada titiknya (Nuktah).
Jika kita tilik dengan jeli maka titik itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia satu dan terlihat satu padahal ia banyak.
Selanjutnya Huruf-huruf lafald Allah yang telah digugurkan maka tinggallah empat huruf yang ada diatas lafald Allah tadi,
yaitu huruf TASYDID (bergigi tiga, terdiri dari tiga huruf Alif) diatas Tasydid
adalagi satu huruf Alif.
Keempat huruf Tasydid itu adalah isyarat bahwa Tuhan itu Ada,
maka wajib bagi kita untuk mentauhidkan Asma Allah, Af’al Allah,
Sifat Allah dan Zat Allah.
Langkah terakhir gugurkan keseluruhannya, maka yang akan tinggal adalah kosong.
LA SAUTUN WALA HARFUN, artinya tidak ada huruf dan tiada suara,
inilah kalam Allah yang Qadim, tidak bercerai dan terpisah sifat dengan Zat.
Tarku Mayiwallah (meninggalkan selain Allah) Zat Allah saja yang ada.
La Maujuda Illallah (tidak ada yang ada hanya Allah).
Sembilan kali sudah kita menggugurkan kalimah Allah,
seandainya juga belum dapat dipahami maka tanyakanlah kepada akhlinya.
By: delisufi./Djoharnas Muchli.

[KEJADIAN]

بسم الله الرحمن الرحيم

Bermula untuk mengadakan pengenalan kepada Allah swt itu hanya ada tiga jalan, Yang mana ketiga jalan itu harus dilalui satu per satu dengan baik dan istiqomah.
Karena hanya dengan ketiga jalan itulah yang dapat menghantarkan seseorang hamba untuk sampai kepada hakekat pengenalan yang sebenarnya, Sedangkan kendaraannya adalah diri kita.
Ketiga jalan itu adalah sebagai berikut:
1. Mengenal asal muasal kejadian diri, Dari tiada, menjadi ada, dan pada akhirnya kelak kembali kepada ketiadaan.
Allah swt berfirman di dalam Al Qur'an : "Hendaknya kamu (manusia) memikirkan asal muasal dirimu".
2. Mengenal jati diri sejati, siapa sebenarnya diri kita ini (mengenal diri).
Allah swt berfirman dalam hadits qudsy : "Barang siapa mengenal akan dirinya, niscaya ia akan mengenal tuhannya. Dan barang siapa mengenal akan tuhannya maka binasalah ujud dirinya dan tuhan akan ada didalamnya".
3. Mematikan diri. Mati disini bukan mati secara jenazah, akan tetapi mati disini adalah mati dalam artian ma'nawiyah.
Allah swt telah berfirman didalam hadits qudsy : "Rasakanlah mati sebelum engkau mati".
"Barang siapa yang tidak mematikan dirinya, maka tidak akan dia dapat beroleh pengenalan kepadaku".
Demikianlah langkah-langkah yang harus dilalui seorang hamba untuk dapat sampai kepada Allah dan karam bersamanya.
"Aku adalah gudang yang tersembunyi, maka aku suka jika aku dikenal. Lalu aku ciptakan makhluk (manusia) supaya mengenal aku". (hadits qudsy)
Jalan Pertama : Mengenal asal muasal kejadian diri( dari tiada, menjadi ada, dan pada akhirnya kelak kembali kepada ketiadaan).
Sebelum kita mengupas tentang asal muasal kejadian diri itu, satu hal hendaknya yang harus kita ketahui yaitu kita harus memilah antara asal muasal hamba dengan asal muasal insan (manusia).
Sebab dari kedua hal tersebut diatas pengupasannya sedikit berbeda, Kalau hamba itu isinya tanah, air, angin, api.. karena keempat anasir itu adalah sifat (hamba).
Sedangkan insan (manusi) itu isinya waddu, waddi, mani dan manikam.. karena keempat anasir itu adalah sifat insan (manusia).
Begitu pula dengan:
•Sifat hayat, isinya: bulu, kulit, daging, urat, tulang, otak, dan sumsum.
•Sifat ilmu, isinya: pengrasa, hawa, nafsu, akal, pikir, ilmu pengetahuan dan rahasia.
•Sifat tuhan, isinya: zat, sifat, asma, dan af'al.
•Sifat Allah, isinya: iman, islam, tauhid, dan ma'rifat.
•Sifat ta'ala, isinya: tauhidu zat, tauhidu sifat, tauhidu asma, tauhidu af'al.
•Sifat muhammad, isinya: hidup, tahu, berkehendak, dan bergerak.
Adapun asal kejadian insan/ anak adam (manusia) itu sebagaimana yang sudah sama-sama kita ketahui, bahwa kejadiannya dikarenakan berprosesnya kedua orang tua (ibu-bapak kita) didalam melakukan hubungan badan (bersenggama/ bersetubuh).
Saat persetubuhan itu berlangsung, keempat anasir yang merupakan sifat insan (manusia) itupun berproses juga. Dari keempat anasir itu hanya manikamlah yang merupakan cikal-bakal insan.
Dan manikam itu sendiri hanya dimiliki oleh laki-laki, perempuan tidak. Adapun istana manikam itu pada otak laki-laki.
Didalam otak itu ada lemak, didalam lemak itu ada minyak, didalam minyak itu ada nur, didalam nur itu ada nur aqli (akal), dan didalam nur aqli itu ada hijabun nur. Dan didalam hijabun nur itulah manikam.
Masa manikam itu 40 hari, yaitu:
•7 hari pertama manikam itu berada di istananya
•7 hari kemudian manikam itu turun pada tulang belakang dan bertahan pada punggung kita.
•7 hari kemudian berada pada tulang dada.
•7 hari berikutnya berada pada pusat.
•7 hari kemudian turun pada sulbi.
•5 hari kemudian berpindah pada zakar/ kalam (kemaluan laki-laki).
Untuk kemudian jatuh pada rahim seorang perempuan bernama "taraib". Untuk selanjutnya dikandung selama 9 bulan 9 hari.
Ini juga mengisyaratkan tentang 99 nama Allah (Asmaul Husna) dan juga mengisyaratkan tentang perjalanan 99 yang ada.
Dikatakan manikam apabila ia jatuh rahim perempuan, jika tidak jatuh pada rahim perempuan, maka tidak bisa dikatan manikam. Karena manikam inilah yang bernama nur muhammad, atau ruh Idhofi atau syahadat dalam pengertian ilmu.
Adapun rangkaian prosesnya adalah sebagai berikut:
1.Rangkaian tanah asal.
2.Air mani laki-laki.
3.Pencampuran sperma.
4.Segumpal darah.
5.Tulang belulang.
6.Daging pembungkus.
7.Ruh.
Tujuh rangkaian tersebut diatas juga mengisyaratkan tentang:
•7 sifat pada manusia.
•7 anggota dalam sembahyang.
•7 hari dalam seminggu.
•7 bintang yang besar.
•7 lautan yang besar.
•7 lapis langit.
•7 lapis bumi.
•7 neraka.
•7 syurga.
Dan banyak lagi yang menyatakan jumlah ataupun hitungan 7 itu.
Tatkala manikam itu sampai 4o hari lamanya didalam tara'ib perempuan, maka berhentilah darah haid yang biasa dialami oleh seorang perempuan. Hal ini dikarenakan sebab tertutupnya peranakan oleh manikam tadi.
Baru setelah 4 bulan manikam itu berada didalam rahim, ia bernyawa (bergerak).
Darah haid yang berhenti karena tertutup oleh manikam, pada bulan kelima menjadi tembuni (ari-ari). Peristiwa ini seluruhnya berlangsung didalam rahim.
Dan tatkala sampai pada masanya lahir, maka darah haid yang berhenti pada 40 hari sebelum manikam itu bernyawa (bergerak) itulah yang akan menjadi darah nifas.
Manikam yang dikandung oleh perempuan pada masa:
1 hari 1 malam : pujinya Hu
3 hari 3 malam: pujinya Allah
7 hari 7 malam: pujinya Innallah
40 hari 40 malam: pujinya Turobbunnur
4 bulan 4 hari: pujinya Subhanallah
6 bulan 6 hari: pujinya Alhamdulillah
8 bulan 8 hari: pujinya Allahu Akbar
9 bulan 9 hari: pujinya Inna ana amanna
INNA: Sessungguhnya
ANA: Saya (Aku)
AMANNA: (aman (Iman)
Inilah asal kejadian "AIR ZATULLAHU AKBAR". Beberapa dasar yang melandasi tentang asal muasal kejadian diri:
1.Abdullah Ibnu Abbas Ra dari Nabi Saw : "Bahwa sesungguhnya Allah ta'ala menjadikan dahulu daripada segala sesuatu yaitu Nur nabimu".
2.Syech Abdul wahab As -Syarani Ra berkata : "Sesungguhnya Allah ta'ala menjadikan Ruh Nabi Muhammad itu daripada zatnya dan dijadikannya ruh sekalian alam dari pada nur Muhammad saw".
3.Nabi Muhammad Saw bersabda : "Aku bapak dari sekalian ruh dan adam itu bapak dari sekalian batang tubuh". Adapun lembaga Adam itu dijadikan oleh Allah Swt daripada tanah.
4.Allah ta'ala berfirman didalam Al Qur'an : " Aku jadikan insan Adam itu dari pada tanah, dan tanah itu dari pada air, dan air itu dari pada angin, dan angin itu dari pada api dan api itu dari pada nur Muhammad".
"Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah ta'ala yaitu: nur".
Dan kepada Nur itulah perhentian perjalanan segala aulia dan ambiya yang mursalin mengenal Allah ta'ala. Akan tetapi bila sudah sampai kepada nur, maka fanakanlah nur itu pada zat yang wajibul wujud, supaya jangan sampai hamba itu semata-mata bertuhan kepada nur. Akan tetapi hendaklah tetap bertuhankan kepada Allah zat wajibul wujud. Dengan begitu maka nyata nur itu hanya wasilah kita untuk dapat sampai kepada Allah ta'ala.
"Hai orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan carilah wasilah (perantara) yang bisa menyampaikan kamu kepadanya dan hendaklah kamu bersungguh-sungguh dijalnnya, supaya kamu dapat kejayaan". (Al Qur'an)
Hal lain yang tak kalah pentingnya didalam pengenalan asal-muasal kejadian diri adalah anasir-anasir yang ada pada dirimu, Baik anasir dari Muhammad, dari bapak, dari ibu, sebagai berikut:
1.Anasir tuhan pada muhammad meliputi: sir, budi, cinta dan rasa atau penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengrasa.
2.Anasir tuhan pada bapak meliputi: urat, tulang, otak dan sumsum.
3.Anasir tuhan pada ibu meliputi: rambut(bulu), kulit, darah, dan daging. Satu anasir dari tuhan yaitu hayat (nyawa).
JABARUT = peringkat dibawah Lahut dan
diatas Malakut
KHATRAT = bisikan hati dari Alam Ghaib
KERAMAT = perbuatan luar biasa oleh wali Allah
KHIDR = namanya ialah Baliya Ibn Mulkan yang telah meminum Air Kehidupan
KALAM – i – ZATI = Kalam Zat tanpa perkataan & bunyi
KALAM – i – TAFSILI = kata kata dalam perkataan = Kalam – i- Lazfi
PENTAJALLIAN MANUSIA ITU MELALUI TUJUH ALAM:
Tajallinya BENIH yaitu Mani Setitik
Maka Terciptalah Manusia Yang Lengkap ( Akbar ) Dikandung oleh Mani itu ( ain Sabitah ) ialah WUJUD tetapi belum nyata wujudnya – umpama Dalam biji sawit lengkaplah segala-galanya yaitu akarnya, batangnya, pelepah, bunga, tandan buah malah biji biji sekali..
Berarti Wujud Jasad ( Jasmani ) & Wujud Ruh ( Ruhani ) Melalui Tujuh ( 7 ) Alam atau Mertabat Pentajallian.
Dalam Ilmu Hakikat ini dirujuk sebagai MERTABAT TUJUH:
ALAM LAHUT : Dimana Wujud Zat sedia-dianya. Belum ada satu pun wujud yang lain.
ALAM JABARUT : Ditajallikan Muhammad Mustaffa ( Hakikat Muhammad ) yaitu Sifat Zat Yang Agung melalui NURZAT melalui ILMUNYA yang SIRR / RAHASIA oleh KUDRATNYA disebabkan IRADATNYA.
Apabila Tajalli SifatNya Muhammad Mustaffa, maka dipancarkanNyalah HAYATNYA maka hiduplah Muhammad didalam Wahdaniat pada SifatNya yaitu MENGESAKAN ZAT yang menjadikanNya.
Muhammad dikatakan Mustaffa yaitu yatim piatu karna ianya tiada diperanakkan atau beranak. Asma atau namaNya ialah Allah.
ALAM MALAKUT : Muhammad Mustafa pula mentajallikan malaikat melalui NurNya Nur Muhammad. Satelah terciptanya Malaikat, oleh kerana asyiknya Muhammad kepada ZatNya, Muhammad telah menyatakan kepada malaikat bahwa ianya bernama Allah yaitu Tuhan Sekalian Alam.
Maka malaikat pun mengenali Allah melalui Sifat 20 di-Alam Malakut dan kenallah malaikat akan dirinya bahwa ianya adalah sifat kepada Sifat Zat Yang Agung, Muhammad Mustaffa.
ALAM RUH : Penciptaan Dunia, Allah telah memerentahkan malaikat Jibrael, Izrael, Mikael & Israfil untuk mencipta dunia ini.
Izrael mencipta bumi dan kehidupan
Jibrael mencipta langit dan lautan
Mikael mencipta bulan dan matahari
Israfil mencipta angin dan udara
Setelah terciptanya dunia, barulah Allah menciptakan manusia untuk dijadikan Khalifah didunia . Manusia diciptakan oleh Allah atas permintaan Muhammad. Malaikat dijadikan panduan menzahirkan rupa manusia :
Jibrael sebagai cermin
Mikail sebagai rupa
Israfil menghantar ruh
Izrail sempurnakan sifat
Maka wujudlah manusia yang lengkap dengan segala sifat malaikat dikenali sebagai RUH. Ianya dikenali sebagai MANUSIA AWAL.
Yang demikian malaikat ialah kembar manusia dan manusia itu sesifat malaikat.
Dialam ruh manusia ujud tetapi belum kelihatan oleh pandangan kerana belum diberi jasad.
Setelah Ruh Manusia diwujudkan dari sifat malaikat, Zat memperkenalkan diriNya melalui SifatNya Muhammad Mustaffa sebagai Tuhan Manusia & Tuhan Semesta Alam bernama Allah.
Maka Ruh Manusia pun mengenali akan Tuhannya yaitu Zat Mutlak melalui SifatNya Yang Agung Nur Muhammad bernama Allah
Ruh Manusia juga mengenali dirinya yaitu:
Dirinya sesifat malaikat. Malaikat sesifat Muhammad Mustaffa / Nur Muhammad. Muhammad Mustaffa pula ialah Sifat Zat Mutlak Yang Agung ditajalikan melalui NURZAT. Zat pula meliputi (SE) SifatNya yaitu Muhammad Mustaffa. Sifat Zat pula ialah Zat Mutlak itu sandiri.
Ruh memohon agar Allah memberikan DUNIA untuk ditadbirnya sebagai khalifah. Tuhan menunaikan permintaan dengan memberikan Jasad dan alam semesta untuk didiami dan ditadbir oleh ruh manusia (Jasad = Alam Saghir / Kecil Alam Semesta = Alam Kabir / Alam Maya.
Sebelum ruh manusia diberikan Jasad dan Dunia, Allah telah meminta mereka membuat Perjanjian dan Pengakuan seperti berikut:
- Ruh berikrar dan mengaku bahwa Zat Mutlak yakni Allah-lah Tuhan Semesta Alam dan mereka ( ruh & alam ) adalah HAMBA.
- Sebagai hamba mereka tidak akan menyekutukan Allah dengan yang lain. Yang Wujud Hanya Allah.
- Akan tetap mengenali Asal Usul Dirinya dan mengembalikan Hak Allah yang diberikan kepadanya yaitu jasad & ruh dengan sempurna ( tidak akan memisahkan ruh & jasad atau SE-kan dirinya )
- Akan menjadi CERMIN BERGILAP bagi Allah dan menjaga RAHASIA dan AMANAH ALLAH serta mengembalikan rahasia dan amanah itu kepada Allah bila tiba masanya.
- Menjalankan SYIAR ALLAH
Allah pula berjanji :
- Ruh akan diberi Jasad sesifat dirinya ( ruh )
- Urusan kehidupan ruh didunia adalah semata-mata urusan Allah dan perbuatan manusia adalah Af’al Allah semata-mata. Lalu adakah pelajaran yg dapat diambil dari postingan ini,?
(Tuak ilahi)

*ZIKIR*

بسم الله الرحمن الرحيم

Dia berkata kepadaku, "Sudah banyak zikir yang kubaca, sudah kuhafal seluruh maknanya dan ada telah kualami keajaiban karamahnya. Hanya satu yang masih terasa kurang bagiku. Mengapakah dalam berzikir aku masih belum dapat merasakan bersatu dengan Allah? Seolah-olah Allah itu jauh dariku, dan aku jauh dariNya. Seperti ada batas atau hijab pemisah antara aku dan Allah. Konflik persoalan ini terus bermain di lubuk fikiranku, sehingga terbawa-bawa ke klimaks batin yang amat membingungkan tanpa penjelasan. Akhirnya membuatkan aku sendiri merasa jemu untuk meneruskan zikir. Apakah ada yang salah pada zikirku? Padahal zikir-zikirku itu kuperolahi secara talqin dan ijazah dari seorang guru mursyid!"
Pertanyaan darinya itu tidak kujawab secara spontan. Agak lama aku terdiam sambil mengambil waktu untuk berfikir. Setelah aku yakin mungkin dapat membantu pertanyaannya itu, dengan tenang aku cuba berkata;
1. masalah yang utama sekali ialah dalam zikir itu kau tidak mengenalNya sebagaimana mengenalNya dengan sebenar-benarnya kenal. Kau sekadar mengenalNya dalam ilmu-ilmu kalam yang kaupelajari tetapi tidak dengan rahsia misykat qalbumu yang terdalam. Apabila kau tidak mengenalNya dengan qalbu, maka asas niatmu untuk berzikir itu tidak kaubangunkan dari sudut yang benar dan sempurna. Justru itu kau harus memperbetulkan niatmu dahulu. Kemudian kau bina niatmu itu semata-mata kerna Allah. Setiap ibadah itu seharusnya dibangunkan atas dasar tauhid dan taqwa dan bukan kerna mendambakan ganjarannya. Orang yang berzikir itu sewajarnya berada di maqam ikhlas. Bersabda Nabi saw, "Sesungguhnya (nilai) niat itu lebih utama dari perbuatan."
2. apabila kau tidak mengenalNya melalui misykat qalbumu, maka zikirmu itu bertindak atas kemahuan nafsumu sendiri. Kesilapanmu adalah kerna kau terlalu bergantung dengan amalmu dan tidak dengan rahmat dan kasih-sayang Allah. Lantaran itu kau menganggap zikirmu adalah dari usaha dirimu sendiri dan bukan dari kurniaan Allah.
3. kau beranggapan ketika kau berzikir bahwa kaulah yang mengingati Allah dan Allah itulah yang diingati. Lantaran demikian, sebenarnya kau tidak berserahkan dirimu sepenuh-penuhnya kepada Allah, tiada sifat tawakal dan redhamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya redha dan tawakal. Bagaimana mungkin kau dapat bersatu dengan Allah selagi kau belum berserah diri kepada Allah?
4. Sesungguhnya tiada yang mengingati Allah melainkan Allah, tiada yang memuji Allah melainkan Allah. Dirimu hanyalah bekas penzahiran Allah. Kau sebenarnya tiada, kosong semata-mata. Kau bukanlah kau sebenarnya. Ketika kau berzikir, sebenarnya bukan kau yang berzikir, tetapi Allah yang berzikir memuji ZatNya sendiri. Kau sekadar menjadi alat pilihanNya. Suara zikir yang melantun keluar dari lisanmu adalah sebenarnya suara Allah. Gema zikir yang menerawang dalam batinmu adalah sebenarnya kalam Allah. Sayangnya kau tidak menyedarinya.
5. janganlah kau berzikir dengan tujuan zikir kerna zikir. Kerna ini akan membuatmu terperangkap dan terpesona di maqam yang akan memperlihatkan pelbagai keajaiban karamah, tetapi ini jugalah yang menghambatmu dalam perhubungan makrifat dengan Allah. Pedulikan tentang keajaiban-keajaiban zikir yang terutamanya boleh mendatangkan pujian dan gelaran orang kepadamu sebagai 'Wali'. Berzikirlah dari Allah dengan Allah kepada Allah bersama Allah dan kerna Allah. Tutuplah rapat-rapat pintu bibirmu agar zikir itu tidak kedengaran oleh sesiapa pun, hatta malaikat yang bertugas mencatatkan amalmu di bahu kanan pun tidak tahu di manakah munculnya zikir itu. Biarkan Allah sahaja yang tahu zikir itu berada di dalam 'Sirrmu' – yakni di kamar yang Jibril sendiri pun dilarang memasukinya, agar kau terlepas dari rasa ujub dan riak serta tidak dipuji orang.
6. jika kau telah dapat menjalankan zikir atas rasa ikhlas semata-mata kepada Allah dan Allah redha kepadamu, ketahuilah bahwa ikhlas itulah tauhid sebenarnya, Allah sendiri yang akan membimbingmu dan mengajarkanmu zikir yang khusus yang hanya kau sahaja yang mengetahui tentang rahsia zikir itu, dimana zikir itu tidak diajarkan atau diketahui oleh orang awam, sebagai sarana untuk kau bertemu, mengenal dan bersatu denganNya.
7. Dan terakhir sekali apa yang ingin kukatakan; tinggalkanlah semua zikirmu yang lalu itu kecuali ibadah yang diwajibkan ke atasmu serta amalan-amalan sunnat yang terutama dianjurkan oleh Rasulullah saw. Seorang dalam perjalanan tidak perlu membawa sarat bekalan yang begitu banyak hingga menyusahkan perjalanannya. Tinggalkan juga zikir yang berkhadam semasa kau memperolehi ijazahnya daripada gurumu itu. Sebaliknya amalkanlah zikir Haq tanpa bertawassul kepada khadam. Zikir berkhadam itu meskipun diharuskan di sisi hukum syarak dan cepat mendatangkan bermacam hasil bantuan dan faedah, tetapi kebaikan itu hanya untuk diraih semasa hayatmu di dunia sahaja, tetapi tidak membawamu kepada makrifatullah. Bila kau telah meninggalkan dunia yang fana ini, khadam-khadam itu tidak akan lagi berkhidmat kepadamu dan meninggalkanmu sendirian menjawab pertanyaan malaikat Mungkar dan Nangkir. Setelah kau tidak lagi dibebankan oleh zikirmu yang lalu, kau akan merasakan keringanan tanpa memboroskan lagi banyak waktu dan tenagamu yang mengalir. Zikir Haq itu boleh kaulakukan kapan-kapan saja, tanpa terikat lagi dengan waktu dan tenaga, tanpa kau perlu berpenat-lelah dan mulutmu berkomat-kamit. Tetapi sebelum kau dapat melakukan Zikir Haq ini, terlebih dahulu kau harus mematikan seluruh wujud dirimu. Selagi ada wujud dirimu, maka Zikir Haq ini mustahil dapat kaulakukan dengan sebaiknya. Zikir Haq itu ialah ingat kepada Allah dengan Allah bersama Allah dalam sudut qalbumu yang terdalam serta dalam suasana yang paling diam dan hening tanpa perlu mengeluarkan sebarang ucapan hanya merasakan kehadiran Allah itu ada bersama-samamu di mana pun kau berada, sehinggalah kau dapat merasakan bersatu denganNya seperti terbakarnya besi ke dalam api, besi itu menjadi api, api itulah besi yang membakar- tidak kau lihat sesuatu sebelumnya melainkan Allah, tidak kau lihat sesudahnya melainkan Allah, tidak kau lihat sesuatu di dalamnya melainkan Allah, akhirnya tiada lagi yang wujud melainkan Allah di dalam maqam Insan Al-Kamil – sampai cukup masanya besi telah keluar dari api sebagai besi yang indah dan sempurna, tidak lagi sebagai besi yang hodoh dan berkarat serta berkebaikan buat kehidupan dunia dan akhirat.
wallahuaklam

(BABUL HAQ)

بسم الله الرحمن الرحيم
Adapun badan Ruhani itu ialah Allah, 
dan Allah itu jangan dicari lagi,
karena Allah Ta'ala sudah menjadi segala Nyawa, jangan engkau cari lagi,
karena Allah Ta'ala itu LAISA KAMISLlHI.
Penjelasan :
Engkau itu adalah RahsiaKu,
maka rahasia itulah yang menuju kepada Aku,
sehingga engkau itu adalah pendengaranku dan penglihatanku dan kesemuanya itu terhimpun di dalam Rahasia Ku maupun di dalam atau di luar.
Sehingga engkau Fana Ul Fana dan tiada mempunyai daya upaya,
sehingga batin engkau itulah yang dikatakan Ta'ala.
Jikalau engkau hilangkan tubuh menjadi Nur sehingga tubuh engkau menjadi Ruh,
maka hilangkan tubuh engkau itu menjadi titik,
maka titik itulah yang disebut Kaca Putih,
yaitulah asal-asalnya kejadian Alif,
maka Alif itulah bergerak di dalam laut rahasia,
itulah yang disebut Hayat maka hiduplah dan bergeraklah tubuhnya,
itulah yang dinamakan sifatNya yang ada di dalam tubuh engkau itu,
itulah namanya itulah dirinya.
Maka AKUlah yang Laisa dan jangan dicari lagi. Itulah yang disebut sudah menjadi Nyawa.
Kalau engkau kosongkan maka yang berbunyi AKU itu Wujudku,
kalau engkau keluarkan maka berbunyi Rahasia.
Maka kalau engkau naikkan nafas engkau maka berbunyi,
Wujud Idafi.
Nafas itu adalah Rahasia antara turun naik,
itulah yang berkata AKU ADALAH ENGKAU dan ENGKAU ADALAH AKU.
Disitulah engkau di dalam diriNya,
naik berbunyi Wujudku dan turun berbunyi ZatKu,
disitulah engkau mengetahui atau yang berkata disebut Rahasia di dalam Rahasia,
maka hilanglah Rahasia itu,
yang ada hanyalah Wujudku.
Disitulah engkau Mi'raj,
pertemuan dalam HadiratKu dan apabila engkau turun maka wajiblah engkau mengerjakan perintahku,
sehingga engkau cinta kepadaKu dan engkau jauhilah segala yang AKU haramkan.
Engkau lihatlah Syahadat,
disitulah engkau menyempurnakan segala- galanya, berpeganglah kepadanya,
karena jikalau tidak maka engkau itu adalah sesat, maka selalulah engkau wajib mengerjakan perintahKU.
Syahadat itu adalah tubuh engkau.
Alhamdu itu AKU dengan engkau.
Ingat itu adalah RahasiaKU Kepada engkau.
Jikalau engkau tiada berpegang pada yang diajarkan Nabi kita itu maka engkau sesat lagi kafir.
Oleh sebab itu wajiblah engkau mengerjakan perintahnya dan taat kepadanya,
dan hendaklah engkau Khauf dan cinta dan jangan engkau lupa setiap saat.
Jikalau engkau lupa maka AKU lebih jauh dan kalau engkau dekat maka AKU lebih hampir dan kalau engkau hampir maka AKUlah dirimu dan diriKu adalah LAISA KAMISLIHI, disitulah engkau zauk.
Marilah kita bersama-sama memperbanyak amaliah sehingga terbukalah bagi engkau satu dinding rahasia atau hijab yang dikatakan NUR ALA NURIN.
Maka Nur itu "tajallilah kepada dirinya,
sehingga engkau ghaib maka engkau adalah di dalam WUJUD-HAQ.
Kita sebut kalimah zikir LA ILAHA ILLA ALLAH satu nafas itulah yang disebut KALAMULLAH.
Jikalau engkau naikkan nafas engkau itu AKU atau HU,
maka itulah yang dinamakan WujudKU yang Laisa, ialah yang tiada Huruf dan tiada suara. Jikalau engkau zahirkan suara engkau itu maka zahirlah sifatku, Jikalau tiada engkau zahirkan maka engkau ghaib di dalam Wujud Idafi.
Wujud itu Laisa Idafi,
itu suci murni dan bersih.
Itulah yang disebut Nur dan itulah yang dinamaKan AHMAD dan juga adalah dinamakan Nur-Zat.
Maka zat itulah yang disebut engkau,
barulah itu dikatakan Fana UL Fana atau yang disebut karam dan engkau itu sampailah sudah kepada Baqa UL Baqa.
Disitulah engkau melalui segala-galanya yang disebut NUR ALA NURIN atau ghaib dengan ghaib sampai Haq kepada Haq.
Marilah kita kembali kepada asalnya AL FATIHAH,
Aku Laisa,
di dalam Aku engkau maka disitulah engkau naikkan nafas engkau kepadanya.
Kalau engkau turunkan ke bumi atau ke dalam jasad,
jasad itulah yang berbunyi ALLAH hurufnya.
Jikalau engkau hilangkan huruf ALLAH itu menjadi HU itulah yang disebut kosong,
tiada tahu lagi akan dirinya,
hanya yang ada Wujud saja lagi.
Maka engkau tiadalah berujud lagi dan sifat bersifat lagi,
dan tiada nama bernama dan tiada buat berbuat.
Maka disitulah engkau karam di dalam Kalimah ini,
barulah engkau itu hilang semuanya,
yang ada hanya Wujud saja lagi semata-mata,
disitulah engkau bernama NUK atau NUKTAH.
Maka NUKTAH ini ialah satu-satunya yang menjadi awal sekalian yang ada ini,
Maka selalulah engkau taat akan segala perintahnya,
ingatlah selalu akan kataNya :
Esakan Aku, esakan Aku atau sempurnakan Aku.
Jika engkau sempurnakan maka engkau itu yang bernama Insan,
jikalau engkau manusia maka DIAlah manusia Insan-Kamil.
Sebenar-benarnya diri itu Ruh,
sebenar-benarnya Ruh itu Sir.
Sebenar-benarnya Sir itu Rahasia.
Sebenar-benarnya Nur Muhammad itu Sifat,
sebenar-benarnya Sifat itu Zat.
Sebenar-benarnya Zat itu Sir.
Maka Sir itulah yang disebut Aku Laisa Kamislihi Syai'un.
Sudahkah engkau membaca Zikrullah ?
Sudahkah engkau membaca Tasbih?
Sudahkah engkau membaca Qul Huwallahu Ahad ?
Sudahkah engkau membaca Yasin ?
Sudahkah engkau membaca Suratul Fatihah?
Maka marilah menghilangkan tubuh kita sampai menjadi misra apa yang disebut di atas itu dan bagaimana jalannya itu?
Jikalau engkau sudah misrakan,
maka rindulah engkau kepadaNya,
sebab dengan rindu itulah orang baru sampai kepadaNya.
Maka jadikanlah darah engkau itu Kalimah Zikrullah.
Jadikanlah tubuh engkau itu Tasbih.
Jadikanlah tubuh engkau itu Qul Huwallahhu Ahad,
atau Hilangkan tubuh engkau itu menjadi wujud yang hakiki.
Dengan Yasin jadikanlah tubuh engkau itu Nur Muhammad.
Jadikanlah Al Fatihah itu wujud yang maha suci.
Maka dengan demikian itu adalah kita di dalam RahasiaNya.
Adapun artinya Qul Huwallahhu Ahad itu ialah :
Berkata Allah: Esakan Aku.
Maka oleh itu supaya engkau mendapat satu rahasia,
karena di dalam kalimat Qul Huwallahhu Ahad itu terkandung lima rahasia;
satu di dalam Rahima Kumullah, kedua dalam Rahim ibu,
ketiga dalam liang lahat,
keempat di Yaumil Mahsyar dan kelima di Hadratullah.
Telah berkata Allah, bahwasanya siapa hambaku yang sarnpai di maqam ini maka Aku adalah engkau, engkau adalah Aku.
Marilah kita bersama-sama membersihkan tubuh kita yang kotor ini,
sebab tubuhlah yang mengandung maka jadikanlah tubuh engkau itu seperti kaca yang terang benderang dan cahaya itulah yang disebut NurKu.
Maka Alhamdu ialah perkataan yang mula-mula,
sebab dialah yang maha suci Itulah yang dikatakan bacalah dengan namaKu yang menjadikan engkau BA ( ﺏ ).
Itulah yang menimbulkan satu rahasia atau Nur,
itulah yang memuji kepada dirinya, sebab disitulah kejadian asal dari pada Kun.
Adapun Kun itu ghaib atau Laisa, maka jadilah satu titik atau menjadi huruf BA (ﺏ ).
Maka BA itulah yang berbunyi namaKu atau yang berbunyi = ﻮﻫ ﺏ = yang dua kata itu yang berbunyi : bacalah dengan namaKu
Maka BA itulah yang disebut bathin, maka tubuh engkau itu karamkan atau hancurkan atau leburkan atau binasakan, barulah engkau bertubuh Nur saja lagi, sebab tubuh atau jasad engkau itu yang berbunyi :
ﷲﺎﺑﻻﺍ ﺓﻮﻗﻻﻮﻟﻮﺣﻻ
Maka kembalilah kita kepada mula-mula asal Ruh yang tiada lupa kepadanya, sebab tiada lupa itulah darah engkau menjadi kalimah zikir dan Tasbih,
itulah cahayanya sehingga engkau adalah Aku.
Sebab itu berhati hatilah engkau jangan sampai lupa kepadaNya. Kalau engkau lupa kepadaNya,
Dia lebih jauh.
Kalau engkau hampir,
Dia lebih dekat.
Kalau engkau dekat maka Akulah pendengarnya,
Akulah penglihatnya dan
Akulah yang meliputinya, sehingga engkau misra dalam Wujud-Haqiqi.
U Pasal : U Inilah satu uraian huruf yang bernama dan berbunyi ALIF, maka Alif itu ialah yang dikatakan Esa. Alif adalah termasuk rahasia diriNya, sebab DIAlah yang ada sendirinya. Kemudian lalu Alif itu bergerak, maka gerak itulah yang berbunyi HAQ, itulah yang dikatakan atau yang berbunyi Wahdatul-Wujud, maka Laisalah diriNya itu,
atas yang dikatakan ghaib,
di dalam laut Ghaibul-Ghuyub atau Bahrul Butun.
Maka di dalam laut titik itulah yang dikatakan atau yang bernama NURULLAH ialah juga yang disebut NUR ZAT,
maka ghaiblah Nur Zat itu menjadi Roh Idafi, dan Roh idafi itu disebut AHMAD,
maka Ahmad itulah yang bernama ZATUL BUTHI.
Itulah namanya yang tiada rosak dan hancur.
Jadikanlah jasad dan tubuh engkau atau diri engkau itu semuanya karam di dalam KalimahKu.
Maka engkaupun tiada lupa memuji Aku,
sebab Aku tiada lupa berbunyi HU ALLAH tiadalah lupa Aku memuji diriKu sendirinya.
Dengarkanlah di dalam engkau itu yang berbunyi Wujud Zat dan itulah yang berbunyi Tik-Tik-Tik itulah bunyinya yang lebih cepat. Bahwasanya Roh itu tiada lupa kepadaNya,
sehingga keluarlah cahaya Nur-Nya yang sangat terang,
maka cahaya itulah yang dikatakan atau yang disebut Insan.
Maka kembalilah kita kepada Satu yang dikatakan ZATUL-BUHTI atau itulah yang dimaksud Allah Ta'ala. Sehingga menjadi Akulah pendengarannya, penglihatannya, penciumannya dan pengrasanya, maka. yang empat itulah yang disebut Akulah kesemuanya. Maka itulah yang disebut engkau adalah Aku, dan Aku adalah engkau. Maka engkau tiada berpisah atau bercerai sebab disitulah yang berbunyi Wujud-Zat.
Pasal : Adapun yang terhimpun di dalam tubuh kita ini ada dua Ruh yang hendak diketahui, yaitu pertama Ruh yang dikatakan Ruhul-Kuddus, dan yang kedua dinamakan Ruhani. Adapun sebutannya Ruhul-Kuddus itu ialah HU dan sebutannya Ruhani itu ialah ALLAH. lnilah yang kita cari yang dinamakan Rahasia Allah dengan Muhammad. Jikalau engkau hendak mengetahui ilmu rahasia ini bersungguh-sungguhlah menuju jalan ini, supaya engkau selamat dunia dan akhirat. Inilah jalan rahasia Tuhan yang tersembunyi di dalam diri kita ini, dan jangan dikeluarkan kepada orang awam rahasia ini.
Jangan susah-susah mencari Allah, karena Allah sudah lenyap menjadi nyawa sekalian batang tubuh, KUN HATITAH namanya diri engkau itu. Jangan susah mencari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh.
Di mana ada Nur nya tentu terputus dari yang punya Nur. Bersatu tapi tiada bersekutu, itulah antara kita dengan Allah.
BABUL HAQ

[KITAB DIRI YG TERSEMBUNYI]

بسم الله الرحمن الرحيم
(KITAB DIRI YG TERSEMBUNYI)
Inilah kitab yang membicarakan sebelum alam ini dijadikan. Bermulah Allah menjadikan Nyawa Muhammad, lalu Tuhan melihat kedepan tiada sesuatu yang dilihatnya, kemudian melihat ke belakang, kekanan, dan kekiri namun tiada melihat sesuatu pun. Sedangkan Ia ingin disembah dan dipuji, tidak ada yang memuji dan menyembahnya. Maka dijadikanlah dirinya didalam dirinya,
kemudian melihat ke atas dan dikatakannya ( ALIF ), keluarlah Nur, inilah Rahasianya Muhammad, melihat ke atas jadilah Arsy. Melihat ke bawah jadilah Rahasianya.
Kemudian Tuhan melihat ke depan dan dikatakannya ( I ), keluarlah Nur, inilah Nyawanya Muhammad, melihat ke atas jadilah Kursiyah, melihat ke bawah inilah Nyawanya.
Kemudian Tuhan melihat ke kanan dan dikatakan ( U ), keluarlah Nur menjadi hatinya Muhammad, melihat ke atas inilah syurga melihat kebawah menjadi hatinya.
Kemudian Tuhan melihat ke kirinya dikatakannya ( HA ), keluarlah suatu Nur, inilah Misalnya Muhammad, melihat ke bawah jadilah misalnya.
Kemudian Tuhan melihat ke belakang dan dikatakannya ( HU ) , keluarlah suatu Nur yang menjadi akalnya Muhammad, melihat ke atas jadilah Lauh-Mahfud, melihat ke bawah jadilah akal Muhammad.
Kemudian Tuhan melihat ke bawah dan dikatakannya ( HU ), keluarlah suatu cahaya, inilah bayang-bayangan Muhammad, melihat ke atas inilah hati kecil, melihat kebawahnya jadi Rupa.
Kemudian Tuhan melihat kedalam diri-Nya, inilah yang menjadi Hatinya Muhammad, inilah yang dinamakan Halus.
Melihat keatas inilah yang menjadi Rasa.
Melihat kebawah inilah yang menjadi Air Mani.
Kemudian Tuhan melihat ke sekeliling-Nya, dikatakan-Nya (HUA HUA)
menyebarlah cahayanya, maka jelaslah Nur Muhammad didalam cahayanya laut kenyataannya Allah Ta’ala didalam cahayanya Muhammad, dikatakannya dirinya Tuhan, maka dinampakkanlah dirinya Tuhan dihadapan Muhammad, kemudian Tuhan berkata; “Jadi adakah engkau yang menjadikan dirimu sehingga engkau melupakan Nyawamu disujudkan di Baitul Maujudi?”
Maka berkatalah Muhammad: “Engkau baru kulihat, maka sebaiknya kita masing-masing bersembunyi, barang siapa yang didapat itulah yang menjadi Hamba, yang tidak dapat diketemukan itulah yang menjadi Tuhan”.
Bersembunyilah engkau Muhammad terlebih dahulu, Aku yang mencari. Maka bersembunyilah Muhammad di Wajah, di ingatan, di akal, namun setiap persembunyiannya senantiasa diketemukan oleh Tuhan.
Berkatalah Muhammad, bersembunyilah, aku yang mencari. Maka bersembunyilah Tuhan di waktu 5 (lima), namun Nur Muhammad tidak menemukannya.
Maka berkatalah Tuhan: “Carilah aku sungguh-sungguh, kemudian Tuhan berpindah menyembunyikan dirinya di Rahasia, juga Muhammad tidak menemukannya.
Sehinga Muhammad berseru: “Dimanakah Engkau bersembunyi, sedangkan suara-Mu kedengaran tapi aku tak melihat?”
Maka Tuhan berkata: “Aku bersembunyi di Rahasia”
Lalu Muhammad mencarinya di Rahasia, namun Muhammad tidak dapat membuka matanya, dikarenakan cahaya terang yang tidak dapat ditembus, sehingga Muhammad berkata: “Sudahlah nyatakanlah diri-Mu, Engkaulah yang menjadi Tuhan”
Maka berkatalah Tuhan: “Mana tanda kepercayaan-Mu dan dimana letak berdiri kepercayaanmu?”
Maka dikatakanlah Muhammad: “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH",
lalu Tuhan menjawab: “WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH”.
Ketahuilah olehmu Muhammad “Rupa” itu Sifat-Ku dan nama bagimu, “Waktu” itu Sifatmu.
Berkatalah Muhammad: “bagaimana sehingga Wajah itu namaku sedangkan adalah Sifat-Mu?
Berkatalah Tuhan : adalah Rupa (Wajah) itu namamu dan Sifat-Ku, karena itulah Aku ingin disembah, dipuji, dikenal, dikasihi, digembirai, sedangkan semua itu tidak dapat dilakukan-Nya. Sehingga dengan demikian kujadikan diri-Ku dalam diri-Ku.
“Waktu” itu Nama-Ku dan Sifat itu Rupa-Ku, sebab Aku jugalah yang sembah diri-Ku. Sesuai dengan dalil: Artinya: Adapun yang disembah dan menyembah itu satu.
Jadi Aku yang memuji diri-Ku, dan mengasihani diri-Ku, dan engkau kujadikan yaa Muhammad Akulah yang menjadikan diri-Ku, dalam diri-Ku, adamu itu ada-Ku-lah itu. Kenyataanmu itu kenyataan-Ku-lah itu.
Ketahuilah olehmu Muhammad Ada-mu pada Nama-Ku yang sesungguhnya di dirimu.
Adapun Sifat-Ku, ada pada DIAMMU
Adapun Rupa-Ku, ada pada I’TIKADMU
Adapun Diri-Ku, ada pada MANFAATMU
Adapun Lahir-Ku, ada pada GERAKMU
Adapun Perbuatan-Ku, ada pada PERBUATANMU
Adapun Rahmat-Ku, ada pada PERKATAANMU YG BENAR
Adapun kehendak-Ku, ada pada HAJATMU
Adapun kekekalan-Ku, ada pada HATIMU YG BAIK, TEMPATNYA MUHAMMAD.
Fungsi-Fungsi Yang Dibebankan Allah Swt.
1) Fungsi Rahasia, Kebenaran dan Alam
2) Fungsi Nyawa, Penglihatan dan Nama-Ku
3) Fungsi Hati, Niat dan Pengenalan
4) Fungsi Ingat, Angan-angan dan Kekuasaan
5) Fungsi Akal, Yang Nyata dan Kebingungan
6) Fungsi Bayang-bayang, Kepintaran dan Kebodohan
7) Fungsi Nur, Pertimbangan dan Pengetahuan.
TANYA: Apa sebabnya Engkau jadikan yang tujuh itu?
JAWAB: Aku jadikan yang tujuh itu sebab Aku ingin disembah.
TANYA: Dimanakan yang disembah dari yang tujuh itu?
JAWAB: Aku disembah Nur pada bayang-bayang
“Bayang-bayang, Ingat, Hati, Nyawa, Rahasia, di Diri-Ku, dan
Akulah yang sembah diri-Ku"
TANYA: Apa penyembahan Rahasia Pada-Mu Yaa Allah?
JAWAB: Penyembahan Rahasia itu, ketika ia mengatakan : “A”
Penyembahan Nyawa itu, ketika ia mengatakan : “I”
Penyembahan Hati itu, ketika ia mengatakan : “U”
Penyembahan Ingat itu, ketika ia mengatakan : “Ha”
Penyembahan Akal itu, ketika ia mengatakan : “Hi”
Penyembahan Bayang-bayang itu, ketika ia mengatakan : “Hu”
Penyembahan Nur itu, ketika ia mengatakan : “Engkaulah Yang Kusembah Yaa Allah”
Adapun kenyataannya Rahasia: “A”
Adapun kenyataannya Nyawa: “I”
Adapun kenyataannya Hati: “U”
Adapun kenyataannya Ingat: “Ha”
Adapun kenyataannya Akal: “Hi”
Adapun kenyataannya Bayang-bayang: “Hu”
Adapun kenyataannya Alif, Rasa, Nyawa Muhammad: "Mani"
Adapun Perbuatan Muhammad itu: “Antara”
Adapun yang dinamakan: “Nama Dirimu” artinya “Kita Berdua Berdiri, Akulah itu Muhammad.
Adapun yang dinyatakan: “Engkaulah itu Muhammad, itulah dinamakan kata “HIDUP TAK MATI” artinya yang disuruh dan yang menyuruh.
Yang mengetahui hal itu serta dibenarkannya, panjang umurnya, dan disukai oleh para penguasa, dipercaya oleh orang lain, dihindarkan dari bahaya ujian Tuhan.
Ketahuilah pula kemunculannya NUR:
Nur muncul pada bayang-bayang
Bayang-bayang muncul pada Akal
Akal muncul pada Ingat
Hati muncul pada Nyawa
Nyawa muncul pada Rahasia
Rahasia muncul pada Nur
Nur muncul pada Tuhannya.
Dari situlah kita datang dan disitu pula kita kembali.
Maka kenalilah Aku sungguh-sungguh Muhammad bahwa, “Kita tidak berpisah”
Aku jadikan segala sesuatu karenamu, sedang engkau untuk-Ku.
Muncullah engkau pada kenyataan, Ku nyatakan engkau dan Ku lindungi engkau.
Adapun kenyataan serta pengertian Alif itu bersumber dari titik atau Zarra atau Nyawa-berlindung. Yang dinamakan Nyawa berlindung yakni Rahasia atau Cahaya Zat dan Sifat itulah yang memperkenalkan Tuhan.
Adapun iman itu tempatnya Rahasia, Artinya Rahasia adalah Cahaya Hati-Nurani, ketika baris atas, bawah dan titik itu terbagi, maka jadilah 4 (empat) huruf, pertama ALIF, kedua LAM dimuka, ketiga LAM dibelakang, dan keempat HA, inilah lafasnya (Allah SWT).
Nyawa muhammad dinamai Ma'rifat
Nyawa kita dinamakan Haqiqat
Angan angan kita dinamakan Thariqat
Tubuh kita dinamakan Syariat ialah pengetahuan tentang pengenalan diri didalam Tubuh kita.
Apabila Nyawa itu melihat pada Allah SWT: Rahasia namanya.
Apabila Nyawa melihat pada Alam: Iman namanya.
Apabila Nyawa melihat pada Akhirat: Nyawa namanya.
Apabila Nyawa melihat ke dunia: Badan jasmani namanya.
Apabila Nyawa melihat kepada badan jasmaninya: hati kecil namanya.
Artinya : Adapun ilmu pada Allah, kebodohan terhadap sesuatu, Adapun ma’rifat kepada Allah, menyangkali diri,
Adapun bertauhid kepada Allah, keheran-heranan.
Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ali: ketahuilah bahwa keluar masuknya nafas itulah yang dikatakan sembahyang bathin selamanya tidak membedakan antara siang dan malam dan diwaktu tidur dan diwaktu jaga.
Apabila nafas keluar dikatakannya "LAA"
Apabila nafas masuk dikatakannya "HU"
Itulah nama Tuhan serta nama Nabi yang tidak berpisah atau dinamakan “SYAHADAT-DUA”
Keluar nafas: "Sunnah"
Shalat dirinya Tubuh
Masuk nafas: "Fardhu"
Tanda kematiannya :
• Ada yang dilihat seperti keranjang cermin, didalamnya ada orang seperti wajahnya diwaktu ia masih muda.
• 40 (Empat puluh) malam sesudah ia melihat lalu ia meninggal, empat puluh malam didalam kubur, lalu naik ke syurga pertama.
Keluar nafas: "Ilmu"
Shalat dirinya Iman
Masuk nafas: "Pengetahuan"
Tanda kematiannya :
• Ada yang dilihat seperti lampu lilin dikepalanya, terus naik ke langit
• Tiga puluh (30) malam sesudahnya itu, ia meninggal, sekian malam didalam kubur lalu naik ke syurga yang kedua.
• Pegangannya pada Qur’an 30 juz.
Keluar nafas: "Dunia"
Shalat dirinya Akal
Masuk nafas: "Akhirat"
Tanda kematiannya :
• Ada yang dilihat dikepalanya cahaya keluar, lalu naik ke langit
• Dua puluh malam setelah itu lalu ia meninggal, sekian malam ia didalam kuburnya ia naik kelangit ketiga.
• Pegangannya “Sifat Dua Puluh”
Keluar nafas: "Hamba"
Shalat dirinya Ingat
Masuk nafas: "Tuhan"
Tanda kematiannya :
• Ia melihat sesuatu seperti telur, didalamnya ada seperti masjid, cermin didalamnya, ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya.
• 13 (tiga belas) malam merikutnya ia meninggal, sekian malam pula ia didalam kuburnya lalu ia naik ke syurga yang ke 4 (empat).
• Berdirinya Rukun 13.
Keluar nafas: "Sifat"
Shalat dirinya Hati Sanubari
Masuk nafas: "Zat"
Tanda kematiannya:
• Ia melihat nur yang berdiri di pusatnya, seperti terangnya bulan ke 14, didalamnya ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya.
• Lima malam sesudahnya ia meninggal, dan sekian lama juga dikuburnya, ia naik ke syurga yang ke lima.
Keluar nafas: "Nabi"
Shalat dirinya Hati Nurani
Masuk nafas: "Tuhan"
Tanda kematiannya:
• Ia melihat “seperti rambut” berdiri diantara kedua matanyasampai ke syurga, di dalamnya ada Nur yangmerah seperti matahari.
• 3 (tiga) malam sesudahnya ia meninggal, sekian malam juga di dalam kuburnya, ia naik ke syurga yang ke 6 (enam).
• Penerapannya dalam tafakkur : “ Mulut ditutup, nafas melalui hidung”.
Keluar nafas: "Rupa Tuhan"
Shalat dirinya Nyawa
Masuk nafas: "Wali Tuhan"
Tanda kematiannya:
• Ia melihat seperti busa-busa emas sampai di langit (bulan) berdiri diantara kedua kening seperti “rambut yang hijau” melekat di Arsy, ada juga seperti bulan 14 munculnya.
• 1 (satu) malam kemudian ia meninggal, semalam juga dikuburnya ia laik ke syurga yang ke 7 (tujuh).
• Diberikan perasaan seperti orang yang sedang bersetubuh ni’matnya. Inilah berdirinya “Jibril”.
Keluar nafas: "HU" Shalat dirinya Rahasia
Masuk nafas: "HU"
Tanda kematiannya:
• Ia melihat permata yang jernih gilang gemilang, menjadi orang seperti dimasa mudanya, bercahaya wajahnya dan dirinya. Itulah “Halus Kita” keluar, itulah juga Nur, Itulah juga yang menjadi Tubuh kita.
• Pada saat lepasnya Nyawa, diberikan perasaan seperti keluarnya mani. Pada hari kematiannya itulah ia dikuburkan, hari itu juga ia naik ke syurga yang ke 8 (delapan) di “Arsy Kursyiyah”.
• Inilah yang tidak menunggu bacaan talqin.
• Inilah berdirinya Muhammad,
• Inilah yang dinamakan:
→ “shalat yang berkekalan dan berkepanjangan”.
→ Tali yang tidak putus pada Allah.
→ Kain Kafan yg tidak hancur
Jika kita berdiri untuk shalat, pada haqiqatnya ALIF itulah yang berdiri untuk shalat. Maksudnya: Naikkan terlebih dahulu nafasmu kemudian berdiri, artinya: Nyawa yang terlebih dahulu berdiri, kemudian Tubuh sebab tidak mungkin Tubuh yang dapat mendirikan Nyawa, sebaliknya Nyawa itulah yang mendirikan Tubuh. Jangan bertentangan perbuatan Tubuh dengan Nyawa, karena yang demikian itu sama halnya dengan orang yang menserikatkan Tuhan.
Hal ini diibaratkan bahwa, Nyawa itu ibarat Imam terhadap Tubuh, sudah tentu Imam itu terdahulu yang berdiri kemudian ma’mum. Itulah sebabnya maka “Imam” itu wajib diketahui.
Bilamana ada orang yang bertanya siapa Imammu dalam shalat, maka jawablah bahwa “Al-Qur’an itulah Imamku”...
Apa artinya Al-Qur’an itu?...
Al-Qur’an itu Kalamullah atau perkataan Tuhan, dan Tuhan itu bersifat Qadim, jadi Al-Qur’an itupun Qadim. Jadi pada haqiqatnya Tuhan itulah Imam, tanpa demikian ini berarti shalatnya tidak sah. Sebab yang dimaksudkan shalat disini ialah Dzahirnya perbuatan.
“Dzahir” artinya perbuatannya Tuhan pada kita. Allah juga pada haqiqatnya. Sehingga kita bersatu kata atau sekata dengan Imam (Imam dengan Ma’mum).
Dikatakan “Imaman Lillahi Ta’ala”, artinya Imam karena Allah Ta’ala.
Dikatakan “Ma’muman Lillahi Ta’ala”, artinya Ma’mum karena Allah Ta’ala.
Imam itulah yang menggerakkan ma’mum, demikian pulalah Nyawa itulah yang menggerakkan Tubuh, dan tidaklah Nyawa itu dapat bergerak jika tidak karena kehendak Tuhannya.
Bila hendak Ruku’, turunkan nafasmu dahulu, kemudian badanmu ruku’.
Begitu pula I’tidal (Sami Allahu Liman Hamida), naikkan kembali nafasmu, kemudian tegak.
Sujud juga demikian, turunkan dahulu nafasmu, kemudian sujud.
Lawan sujud juga demikian, naikkan dahulu nafasmu, kemudian mengangkat kepala (kembali duduk).
Demikianlah Nafas itu diikuti naik turunnya, begitulah Imam para Nabi termasuk Nabi Muhammad saw, dan para Wali.
Inilah yang dikatakan “IMAM TANPA DI IMAMI”.
Bila ada orang yang memakai (memperkenalkan) hal ini, maka itulah orang yang sah dijadikan Imam.
Jadi bila ada orang yang menjadi Imam sedang ia tidak mengetahui hal ini, sedang Ma’mumnya ada yang mengetahui, maka dikatakanlah “IMAM YANG DI IMAMI OLEH MA’MUM”.
Selanjutnya bila sudah membuang Takbiratul Ihram, tahanlah nafasmu sebentar, itulah yang dikatakan “Lenyap Kepada Nur Muhammad”.
Adapun yang dibicarakan masalah Nahwu dan Sharaf, “huruf” Baris, dan Lagunya”. Jadi hanya masalah “Lafaz”.
Bila dikatakan bahwa “Kata-Kata Tuhan Itu Bukan Huruf, Bukan Suara, Bunyi, Tidak Berawal, Tidak Berakhir, Dan Tidak Tasdik”, maka bingunglah orang-orang Nahwu dan Sharaf. Sebab bukan Huruf. Bahkan baris tiga Alif itu tidak dilihat oleh Nahwu dan Logat. Sebab huruf tidak bersambung. Sebab Alif yang ditulis dengan tinta itu menunjuk kepada Alif yang bukan tinta. Sedangkan Alif yang bukan tinta itu menunjuk kepada kata-kata Tuhan.
Bila tanda kematian telah tiba, maka hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah:
- Perbanyaklah bertobat kepada Allah swt, atas segala kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat lahir maupun bathin, besar atau kecil, sengaja maupun yang tidak disengaja.
- Perbanyaklah berdzikir kepada Allah swt:
- Laa Ilaaha Illallah
- Allah, Allah
- Hua, Hua
- Ah, Ah
- Serahkan dirimu sepenuhnya, artinya gaibkan dirimu kepada Nur Muhammad, dengan demikian sampailah engkau atau kekallah engkau pada Zat Allah swt, Sebab mustahil akan bercerai Nur dengan yang punya Nur, laksana matahari dengan cahayanya. Insya Allah selamatlah engkau.
- Sangkalah dirimu didalam rahmat Tuhanmu, jika engkau menyangka dirimu disiksa, maka disiksalah engkau, bila menyangka dirimu diselamatkan dari segala bahaya, maka diselamatkanlah engkau.
- Adapun tanda itu harus, artinya: boleh jadi ada, boleh jadi tidak ada, tergantung kepada kehendak Allah swt. Hanya kematian itu yang pasti adanya.
Adapun tanda kematian itu sebagai berikut:
- Melihat Nur yang lebih terang dari cahaya matahari.
- Melihat ke langit tujuh susun tanpa halangan sampai pada Arsy Qursyiyah.
- Melihat Nur yang terang, tiba-tiba ada seorang laki-laki berpakaian hijau berdiri disebelah kananmu lalu memegang telunjukmu dan berkata; “Lupakan saja dunia yang gelap ini, akhirat itulah yang terang, kesanalah engkau, dan Allah lebih mengetahuinya”, Muhammad itu yang mendatangimu dan katakanlah:
“Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah, Wa Asyhadu Annaka Muhammadan Rasuulullah”
Artinya: Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Anda adalah Muhammad Rasulullah.
- Selanjutnya melihat Nur yang tidak dimengerti tak ada seumpamanya, muncul lalu lenyap, muncul lagi dan segala sesuatu sudah pada sujud, itulah tanda akhir hidupmu di dunia ini, tidak akan kembali lagi untuk selama-lamanya.
- Adapun perasaanmu lebih nikmat daripada bersetubuh antara suami dengan isteri. Biasa saja terjadi kalau diketahui jalannya, dan sehubungan dengan hal itu ada hadits Qudsi yang menunjangnya, yang artinya: “Ingatlah Aku (Allah) diwaktu senangmu, maka Aku (Allah) mengingatmu diwaktu susahmu”.
Pertanyaan:
- Manusia diwaktu senang, kapan?
Dan manusia diwaktu susah, kapan?
Dan bagaimana caranya mengingat Allah diwaktu senang?
- Adapun orang yang bias mendapatkan kenikmatan itu, tanda-tandanya:
Basah disekitar alat kelaminnya, karena keluarnya air mani ketika berpisahnya Tubuh dengan Nyawa.
- Sewaktu mengucapkan Laa Ilaaha: niatkan dirimu lenyap bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah
- Kemudian mengucapkan Illallah: niatkan dirimu kekal bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah.
Lailahailallah:
- Laa Ilaaha, artinya menafikkan atau meniadakan
- Illallah, artinya mengisbatkan atau mengadakan pada wujud Allah.
- Hati yg menarik, Nyawa yang ditarik, Rahasia tempat menarik.
- Cahaya Cermin itu adalah tempat Manusia
- Cahaya Intan itu adalah tempatnya Muhammad
- Cahaya Jamrud itu adalah tempatnya Allah swt
- Maka dimasukkanlah diri-Nya didalam Cahaya Cermin, kemudian berpindah ke Cahaya Intan, kemudian ke Cahaya Jamrud didalam Nur Ilahi bersama Muhamad
- Demikianlah cara pengembalian serta pengekalan para Aulia Allah.
- Ketahuilah bahwa:
- Dzat Allah itu bathin pada Nyawa Muhammad, sehingga tidak ada pemisahan antara Hati Nurani (Nyawa kita) dengan Nyawa Nabi kita serta Dzatnya Allah, artinya: tubuh itu dapat bergerak, berkehendak, kuasa, hanya karena perintah dari Nyawa kita. Sedangkan Nyawa dibawah perintah Nur Muhammad, sehingga ia dapat bergerak, kuasa dan mengetahui.
- Adapun Nyawa Muhammad, nyata pada Dzatnya Allah, menurut dalil yang mengatakan Artinya: Seandainya bukan karena engkau Muhammad, Aku tidak menjadikan segala sesuatu.
Arti Haqiqatnya: “Tidak berpisah Nur dengan yang punya Nur”.
Mengenal Allah, Dzat, Sifat, Asma, Af’al, Diri, Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia, itulah bernama “Insan” atau “Tuhan”.
- Yang memerintah Tubuh kita, Af’al (Perbuatan) pada Allah
- Yang memerintah Hati kita, Nama pada Allah
- Yang memerintah Nyawa kita, Sifat pada Allah
- Yang memerintah Rahasia kita, Dzat pada Allah
.
Sabda Nabi Muhammad SAW Artinya : Pengenal pada diri ada empat: Tubuh, Hati, Nyawa, dan Rahasia.
Artinya : Beginilah pengenal pada diri (tubuh) kita serta Tuhan.
Artinya : Ketahuilah Kekuasaan Tuhan dan Kehendaknya dalam segala sesuatu tiada yang mencampurinya.
Artinya : Semua kata-kata dan kalimat itu adalah kata-kata dan kalimat Tuhan.
Artinya : Pengenalan dengan meng-Esakan (men-Tauhidkan) Allah.
Artinya : Tidak sempurna Islam seseorang, kecuali mengenal Iman,
Yang dikatakan orang beriman ialah, orang yang “Mengenal Dirinya, Mengenal Tuhannya”.
Artinya : Hati orang beriman, Rumah Allah.
NAFAS: Adapun bilangan keluar masuknya nafas dalam sehari-semalam sesuai dengan bilangan huruf Al-Qur’an = 32.005.345 (tiga juta lima ribu tiga ratus empat puluh lima).
SYAHADAT
: Adapun Syahadat itu, “Hidupnya” Allah yang dijadikan Tubuh pada kita. Isyaratkan bahwa Tubuh kita tidak bercerai dengan Hidupnya Allah swt.
SATINJA: Adapun Satinja itu, Cahaya Allah yang menjadi kesucian pada hati kita, menjadi rumah-Nya orang mu’min. Isyaratkan bahwa kesucian kita tidak berpisah dengan Nur Allah swt. Jadi Hati kita tidak terpisah dengan Halusnya Allah swt.
JUNNUP' : Adapun Junnu itu, Halusnya Allah yang dijadkan Rasa Ni’mat pada diri kita. Di isyaratkan, tidak berpisah ni’mat kita dengan Halusnya Allah swt.
PERSETUBUHAN: Sebelum melaksanakan malam pertama bagi pengantin baru (juga bagi pengantin lama kalau belum pernah melaksanakannya), hendaknya melakukan terlebih dahulu “Nikah Batin”.
Seorang suami jangan hanya mengawini isterinya hanya tubuh kasarnya saja, tapi yang harus dikawininya ada 6 (enam) macam, yaitu :
1) Tubuh
2) Hati
3) Nyawa
4) Rahasia
5) Tubuh Halusnya
6) Maunya
Seorang suami harus meminta halalnya dari isterinya keenam macam itu.
Kalau tidak tahu silahkan tanyakan kepada yang tahu.
- Dimisalkan makanan yang telah dihidangkan:
- Maka sebelum dimakan diucapkanlah dzikirnya Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia.
- Pada suapan pertama: dikatakan "A"
Tidak disentuh lidah. Inilah suara mula jadi.
- Pada suapan kedua: dikatakan "I, U"
jangan disentuh lidah. Inilah “Junnu”. Selamat dunia & akhirat.
- Jika sudah berulang-ulang kali suapannya, dikatakanlah "A" sebab itulah yang tidak disentuh tulisan, jangan dilupakan sampai selesai. Beginilah cara Ali dengan Fatimah.
- Dalam buku Yoga dan sex, dalam waktu sekejap mata, sepasang suami isteri yang mencapai klimax dari hubungan sexnya, akan lebih dekat dengan Allah swt.
Justru itu jangan kerja seperti alu, tidak ada hasil. Jadi kalau kerja pasti ada hasilnya. Apakah :
- Manusia berilmu?
- Manusia berpangkat?
- Manusia berharta?, dsb...Mudah-mudahan mengerti maksudnya.
- Nabi Khaidir a.s: Bagaimana yang dikatakan “Awal Permulaan?
→ Nabi Muhammad saw: Barang siapa yang mengetahui tentang awal permulaan ini, maka Allah Swt, mengampuni segala dosa-dosanya serta kedua orang tuanya, begitu pula segenap sanak keluarganya dan familinya, jauh maupun dekat, diampunkan segala dosa-dosanya dunia dan akhirat.
Sewaktu kita masih berada di dalam pengetahuan Allah Swt., kemudia pindah kepada kenabian (alam nubuah) dan juga kita masih pada Angin, Air, dan Tanah.
- Nabi Khaidir a.s: Siapa nama kita pada awal permulaan?
→ Nabi Muhammad saw: Adapun mula-mula nama kita pada Allah Ta’ala :
- bagi laki-laki bernama ALI”
- bagi perempuan bernama “FATIMAH”.
- Sewaktu kita tinggal pada Darah
- 1 bulan
- 2 bulan
- 3 bulan
- 4 bulan
- 5 bulan
- 6 bulan
- 7 bulan di dalam rahim ibu lengkaplah Tubuh, maka dibacakan “Al-Hamdu”
- 8 bulan di dalam rahim ibu dibacakanlah “Qul Huwallaahu Ahad”
- 9 bulan di dalam rahim ibu maka Tuhan berkata: "Bersiap-siaplah untuk keluar ke dunia, disambut dengan malaikat dan rezeki yang murah, banyak, atau sedikit, demikian pula umurmu panjang atau pendek".
Berkata syahadat pada Tuhan: Saya takut yaa Tuhan.
Kenapa engkau takut sedang Aku yang menyuruhmu?
Saya takut sebab saya belum tahu siapa namamu yaa Tuhan.
Tuhan berkata: Alif namaku.
Syahadat berkata: kalau begitu sama dengan kita.
Tuhan berkata: Siapa namamu?
Syahadat berkata: Alif juga namaku.
Kalau begitu sama namamu dengan nama-Ku.
Ketahuilah Aku, agar engkau Ku ketahui juga. Kenalilah Aku, agar engkau Ku kenal pula.
Dengan cara bagaimana aku mengetahui yaa Tuhan?
Tuhan menjawab: “Yaitu dengan baris diatas (A). itulah sebabnya tangis pertama bayi lahir kedunia.
Bila ada orang yang bertanya kepadamu, bagaimana pengetahuanmu pada Allah Ta’ala sehingga engkau dinamakan orang yang berma’rifat.
Katakanlah kepadanya: “saya mengetahui dengan pengenalannya sendiri, tempat saya melihat dan mengetahui, artinya dengan pengetahuannya saya mengetahui, dengan pengenalannya saya mengenalnya”.
Ketahuilah olehmu tentang “Rahasia Mati” sebelum mati.
Barang siapa yang telah mengetahui hal tersebut, berarti itulah orang yang telah mempersiapkan dirinya bagi Tuhannya, dan Tuhanpun tersedia baginya.
Yang dimaksudkan ialah :
- Mandikan dirimu, bukan dengan air
- Bungkus dirimu, bukan dengan kain kafan
- Sembahyangi dirimu sebelum matimu
- Kuburkan dirimu, bukan dengan tanah
Karena sesungguhnya Tuhan telah berkata bahwa bagi hamba-Ku yang demikian itu, itulah yang tidak bercerai dengan Aku, dan lepas dari segala tuntutan dunia dan akhirat. Itulah hamba yang beriman sungguh-sungguh dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah Ta’ala semata.
Adapun kematian itu ada 4 (empat) tingkat, yakni :
1) Kematian Syariat: Yaitu mengucapkan dzikir Laa ilaaha Illallah pada akhir kematiannya
2) Kematian Thariqat: Yaitu mengucapkan dzikir Allah, Allah pada akhir kematiannya
3) Kematian Haqiqat: Yaitu yang mengucapkan dzikir Huwa, Huwa pada akhir kematiannya
4) Kematian Ma’rifat: Yaitu mengucapkan dzikir Ah, Ah, pada akhir kematiannya
→ Tanda-tanda Kematian Syariat: Yakni Hancur tubuhnya dalam kubur
→ Tanda-tanda Kematian Thariqat: Yakni tubuhnya tidak rusak dan kering
→ Tanda-tanda Kematian Haqiqat: Yakni Tubuhnya utuh dan rambutnya serta kukunya bertambah panjang, wajahnya bercahaya-cahaya.
→ Tanda-tanda Kematian Ma’rifat: Yakni tubuhnya lenyap dalam kubur, diambil oleh Malaikat, dibawa ke Tanah Suci menjadi “Wali Allah”.
→ Yang dikatakan “sudah membungkus diri sebelum mati ialah: Lenyapkan Tubuhmu kedalam hatimu.
→ Sudah memandikan diri sendiri bukan dengan air ialah : Lenyapkan dirimu dilaut adanya Allah.
→ Sudah menyembahyangi diri sendiri, ialah Rahasiamu lenyap pada Nur Muhammad, Nur Muhammad lenyap pada Nur Allah.
→ Tetapkan hatimu dalam keyakinan bahwa Tuhan itu Esa adanya.
→ Bila sudah ada nur yang tiada seumpamanya, sedang masih ada perasaan sakit dirasakan, itu belum yang sebenarnya. Jangan di ikuti.
→ Bila sudah merasakan ketenangan dan kenikmatan semata dan seluruh perasaan telah sujud, berarti yakinilah bahwa Tuhanmu telah ada, apakah ada Nur atau tiada, berangkatlah. Insya Allah anda telah selamat.
- Adapun hikmah yang dikehendaki dalam Shalat Subuh itu, yakni mensucikan seseorang daripada kelupaan dan kelalaiannya, sehingga menetapkan hadapannya semata-mata kepada Allah Ta’ala yang tiada seumpamanya sesuatu. Itulah sebabnya maka tidak ada shalat sunnah sesudah Shalat Subuh.
- Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Dhuhur itu, yaitu: sucikan pandanganmu melihat ke-Esaan serta kesempurnaan Allah Ta’ala sampai memasuki waktu Ashar.
- Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Ashar, yakni sucikan dirimu serta himpunkan penglihatan sempurnamu menghadap pada Himpunan Allah (Tauhid) Yang Maha Esa. Itulah sebabnya tidak ada shalat sunnah dibelakang shalat ashar.
- Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Maghrib, yakni sucikan pendengaranmu, penglihatanmu, serta kata-katamu.
- Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Isya’, yakni sucikan kegelapanmu menuju yang terang, artinya hilangkan keakuanmu, serahkan dirimu kepada yang punya diri (pencipta). Jelasnya hanya Allah swt yang berkuasa, berkehendak, yang hidup seterusnya, tiada yang lain.
- Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Witir, yakni menetapkan ingatan lahir dan bathin, tertuju kepada Allah semata-mata, demi untuk dan karena Allah semata.
Bagi orang yang telah memiliki keyakinan yang putus adanya maka tiada lagi hal yang tersembunyi baginya, bahkan Tuhannya itulah yang paling nyata dalam segala hal.
Baginya tiada perbedan diwaktu hidup didunia dan diakhirat. Mereka telah yakin bahwa hidupnya itu tidak akan mengalami kematian, sekalipun kelak akan berpisah dengan tubuhnya.
Dalam arti men-Tuhankan Allah swt. itu adalah menyadari seluruh jiwanya bahwa segala bentuk serta penghayatan dirinya, pada Tuhannyalah ia mengharapkan. Sebab segala yang ada adalah hak dan milik Tuhan, bahkan dirinya sendiri telah bukan lagi miliknya. Mereka telah menyadari bahwa ke-aku-annya selama ini adalah “palsu” belaka.
Adapun yang bernama itu, laksana gelombang dengan air lautan. Bila gelombang itu telah tiada (sirna), maka yang ada hanya lautan itu sendiri. Jelaslah dalam hal ini bahwa gelombang itu adalah merupakan sifat dari lautan. Laksana bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang.
Dengan demikian tiadalah bedanya jika kita menyadari hal ini bahwa yang bathil itu, bathil sejak dahulu, sekarang maupun akan datang.
Sebaliknya bahwa “Haq” itu awal tak berpermulaan akhir tak berkesudahan, tiada ia dicakup oleh ruang dan waktu, nyata ia dibalik segala yang dinyatakan.
Siapakah dia?
Dia itulah yang sebenar-benarnya hakikat diri kita yang tak dapat diragu-ragukan lagi.
Bahwa Dzat itulah yang bersifat, artinya bahwa hidup kita ini adalah kenyataan sifatnya, dan yang bersifat itulah yang menghidupi segala sesuatu.
- Jadi yang menjadi Hidup (Nyawa) Muhammad dinamai “Titik”, artinya Rahasia.
- Sedangkan yang dinamai “Rahasia” adalah Nur Zat.
- Yang menjadi sifat itu adalah yang dinamai “NUR”, artinya Nur yang tidak berubah-ubah (hidup yang tidak berubah).
- Adapun Jiwanya (Nyawa) adam, adalah Alif, artinya Himpunan, maka Nyawa namanya.
- Jadi Nyawa itu ada 2 (dua), yaitu;
1. Nyawa yang dinamai “Titik” adalah Nyawanya Muhammad
2. Nyawa yang dinamai “Alif” adalah Nyawanya Adam.
- Inilah yang tiga tidak berpisah
Jadi bila hal tersebut telah menyata pada kita, berarti kita telah menyaksikan (melihat) buktinya sempurna.dengan demikian maka selamatlah anda untuk selama-lamanya, kekal abadi dunia akhirat.
Inilah dapat dikatakan “kesempurnaan ilmu” atau kepastian ilmu.
Segala yang dijadikan itu adalah bayang-bayang pada Tuhan. Sedang bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang adalah “Satu”. Gerak bayang-bayang itu adalah geraknya yang punya bayang-bayang.
Yakinkan dan jangan ragu-ragu lagi nanti salah.
NYAWA:
menurut Syariat = NYAWA namanya
menurut Thariqat = NUR namanya
menurut Haqiqat = ZAT ALLAH namanya
menurut Ma’rifat = TIDAK ADA YANG LAIN KECUALI ALLAH.
NABI MUHAMMAD SAW DENGAN ANAKNYA FATIMAH:
Nabi Muhammad saw berkata kepada anaknya: “Hai Fatimah, apakah engkau masih ingat yang telah saya katakana padamu?”
Fatimah menjawab: “Ya saya ingat semuanya”
Ingatlah sebuah “kata” yang tak berpisah dengan Tuhan, yaitu sewaktu Tuhan memesrahi sesuatu, yakinkan dalam hatimu yang bersih.
Barang siapa yang menemukan pengenalan yang sesungguhnya didalam kehendak Tuhannya, itulah orang yang memakai: Penglihatan Tuhannya ia melihat, Pendengaran Tuhannya ia mendengar, dengan kata Tuhannya ia berkata, dan katakanlah nama itu tidak berpisah dengan yang punya nama.
Janganlah merasa ragu dalam hatimu, itulah sebabnya sehingga ada yang dikatakan: “Kepastian Ilmu” atau Ilmil Yakin, Haqqul Yakin.
Yakinkan dalam hatimu, tidak berpisah dengan Tuhanmu serta Rasulnya. Sebab haqiqat NYAWA yang suci itulah yang dinamakan “Muhammad” artinya orang yang dicinta.
Artinya: Insan itu Rahasia-Ku, dan Aku Rahasianya.
Kuatkan Tauhidmu pada Allah swt.
Adapun pengertian sebenarnya kalimah:
Laa Ilaaha Illallah yaitu “TIADA ASALKU YANG SELAIN DARI ALLAH TA’ALA”
Nabi Muhammad saw berseru kepada seluruh umatnya:
“Ketahuilah dirimu didalam dirimu”
Yakni: ada 4 (empat) : Rahasia, Nyawa, Hati, Tubuh.
1) Rahasia itu Nur Zatullah
2) Nyawa itu Nur Sifatullah
3) Hati itu Nur Asmaullah
4) Tubuh itu Nur Af’alullah.
Dari ke 4 (empat) tersebut diatas, 3 (tiga) yang dapat melihat pada Allah.
Allah itulah yang menjadikan semesta alam beserta isinya dan berubah-ubah, Tuhan juga yang meliputi, menembus, memesrahi beserta isinya.
As-Syeikh Lukmanul Hakim bertanya kepada anaknya : “Apa sebabnya Al-Fatihah dibaca dalam shalat”?
Indrajaya menjawab: “bahwa shalat lima waktu berasal dari surah Al-Fatihah, pada awalnya, yaitu:
Al-Hamdu terdiri dari lima huruf yaitu :
Alif
Lam
Ha
Mim
Dal
Allah swt menjadikan waktu yang lima itu sebagai berikut :
1) Waktu Dhuhur: dijadikan dari huruf Alif-nya Al-Hamdu
2) Waktu Ashar: dijadikan dari huruf Lam-nya Al-Hamdu
3) Waktu Maghrib: dijadikan dari huruf Ha-nya Al-Hamdu
4) Waktu Isya’: dijadikan dari huruf Mim-nya Al-Hamdu
5) Waktu Subuh: dijadikan dari huruf Dal-nya Al-Hamdu
(Tuak ilahi)